PENGERTIAN SUMUR RESAPAN
Sumur resapan digunakan untuk menampung air drainase dan air hujan ke dalam tanah. Air yang tersimpan di sumur resapan, kemudian akan diserap ke dalam tanah di sekitarnya. Mengutip publikasi Pengaruh Ketinggian Muka Air di dalam Sumur Resapan terhadap Debit Resapan, sumur resapan dibuat harus memenuhi teknis yang tepat. Perencanaan pembuatan sumur resapan perlu mempertimbangkan berberapa faktor.
1. Faktor iklim
Faktor mempertimbangkan besarnya curah hujan. Semakin tinggi curah hujan di suatu wilayah berarti diperlukan makin besar sumur resapan.
2. Kondisi air tanah
Kondisi permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara besar-besar. Sebab tanah benar-benar memerlukan suplai air dari sumur resapan. Sebaliknya di lahan yang muka airnya dangkal, sumur resapan kurang efektif. Di daerah rawa dan pasang surut, sumur resapan kurang efektif, justru memerlukan saluran drainase.
3. Kondisi tanah
Keadaan tanah sangat mempengaruhi besar kecilnya daya resap tanah terhadap air hujan. Konstruksi dari sumur resapan harus mempertimbangkan sifat fisik tanah. Sifat fisik yang langsung berpengaruh terhadap besarnya resapan air adalah tesktur dan pori-pori tanah. Tanah berpasir dan porus mampu merembeskan air hujan secara cepat. Waktu yang diperlukan air hujan untuk tinggal dalam sumur resapan cenderung singkat dibandingkan tanah yang kandungan liatnya tinggi dan lekat.
Jenis dan bentuk sumur resapan
1. Sumur terbuat dari batu bata atau batu kali di dindingnya. Dasar sumur diisi batu pecah dan ijuk di atas batu belah.
2. Sumur tanpa pasangan batu di dinding sumur, bagian bawah sumur tidak diisi batu pecah dan ijuk.
3. Sumur tanpa pasangan bata di dinding sumur dan dasarnya diisi batu pecah dan ijuk di atasnya
4. Sumur menggunakan beton sebagai dinding sumur. Dasar sumur tidak diisi dengan batu pecah dan ijuk.
Mengutip publikasi Sumur Resapan (2022), pemilihan bentuk sumur resapan yang tepat harus mempertimbangkan kondisi tanah dan batuan di lokasi sekitarnya. Di kondisi tanah stabil, bentuk sumur bisa dipilih tanpa pasangan batu di dinding sumur. Sedangkan di tanah tak stabil lebih baik memilih bentuk sumur dengan pasangan batu di dinding dan alasnya diberi batu belah dan serat.
Dalam beberapa tahun terakhir, sumur resapan kian menjadi populer sebagai salah satu teknologi untuk mengatasi banjir. Sumur resapan ini dipercaya dapat menyerap air hujan di tempat terjadinya. Proyek DAK (Dana Alokasi Khusus) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah didanai untuk membangun sumur resapan di seluruh Indonesia. Namun, di beberapa proyek, terjadi kerusakan sumur resapan seiring berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan air hujan menumpuk di permukaan tanah dan meningkatkan risiko banjir di wilayah tersebut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan sumur resapan, seperti:
1. Penempatan yang salah: Posisi dan lokasi penempatan sumur resapan penting untuk menentukan efektivitasnya dalam menyerap air. Jika sumur resapan ditempatkan di lokasi yang salah atau tanah di sekitarnya tidak memadai untuk menyerap air, maka sumur resapan tidak akan berfungsi dengan baik dan memungkinkan risiko kerusakan.
2. Perawatan yang tidak tepat: Sumur resapan membutuhkan perawatan rutin untuk menjaga keefektifannya. Jika tidak dijaga dengan baik, seperti tidak dilakukan pembersihan, maka akan menimbulkan kerusakan yang mengakibatkan sumur tidak berfungsi sebagai mana seharusnya.
3. Debu, pasir dan sampah yang menghambat: Sumur resapan dapat tersumbat apabila terdapat banyak sampah, pasir atau debu pada celah-celah bagian peresapan.
4. Perubahan iklim: Pola hujan yang tidak menentu serta cuaca yang ekstrem dapat menyebabkan kemunduran kapasitas resapan pada tanah dan berdampak pada kerusakan resapan tersebut.
5. Material yang digunakan: Kualitas material yang digunakan dalam pembuatan sumur resapan sangat penting untuk menentukan masa pakainya. Material yang kurang baik kualitasnya dapat menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi sumur resapan.
Agar sumur resapan dapat beroperasi secara efektif dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama, diperlukan perancangan yang tepat dan pengelolaan yang baik. Di bawah ini beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan pada sumur resapan.
Untuk menjaga kualitas dan fungsi sumur resapan, sejumlah hal berikut dapat dilakukan:
1. Perencanaan yang tepat. Tahap perencanaan sangat penting untuk menentukan posisi, ukuran, dan material yang akan digunakan pada pembuatan sumur resapan. Penentuan lokasi harus mempertimbangkan kondisi tanah sekitar, kapasitas air yang dihasilkan area sekitar, dan volume curahan air hujan yang masuk ke dalam sumur resapan. Apabila lokasi sumur resapan kurang tepat, maka pengerjaan yang dilakukan menjadi sia-sia dan akan berisiko menimbulkan kerusakan pada sumur resapan.
2. Pemilihan material berkualitas Pemilihan material yang berkualitas sangat penting dalam pembuatan sumur resapan. Material yang kurang berkualitas bisa mempercepat kerusakan dan menyebabkan biaya perbaikan mahal di masa mendatang. Oleh sebab itu, gunakan waktu yang cukup untuk memilih material terbaik dan sesuai dengan anggaran proyek.
3. Perawatan yang tepat Merawat sumur resapan secara rutin adalah suatu hal yang sangat penting, terutama dalam memastikan agar fungsi sumur resapan tetap berjalan dengan baik dan mencegah kerusakan. Perawatan yang tepat dapat dilakukan dengan membersihkan bagian-bagian resapan yang tersumbat, melakukan penebalan atau penggantian material yang rusak, serta melakukan penggalian sedikit demi sedikit agar air dapat meresap dengan optimal.
4. Menjaga lingkungan sekitar. Membuat sumur resapan tidak cukup hanya dengan memasang sistem peresapan saja, tapi diperlukan juga menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Area sekitar sumur resapan harus selalu dijaga agar tidak bersih dan tidak banyak sampah atau material lainnya yang dapat menyumbat aliran air.
5. Monitoring. Monitoring berkala juga sangat penting untuk mengetahui kondisi sumur resapan secara rutin dan memastikan bahwa sumur resapan berfungsi dengan baik. Monitoring ini meliputi melakukan penetapan kembali tingkat kerusakan pada sumur resapan, dan memastikan sumur resapan menjalankan fungsinya dengan baik.
6. Pelatihan terhadap masyarakat Masyarakat dapat dilibatkan dalam kegiatan perawatan sumur resapan. Melalui program edukasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah, masyarakat akan diajarkan cara menjaga dan merawat sumur resapan dengan baik dan benar sehingga fungsi sumur resapan tetap berjalan dengan baik dan meminimalisir terjadinya kerusakan.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan sumur resapan dapat berfungsi dengan baik dalam mengatasi permasalahan banjir dan memberikan manfaat yang lebih baik bagi lingkungan.
Pencegahan kerusakan
Tentu saja, ada beberapa cara untuk mencegah kerusakan pada sumur resapan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan Desain dan Posisi Sumur Resapan Desain dan posisi sumur resapan merupakan faktor utama dalam menentukan keefektifan dan masa pakai sumur resapan. Pastikan untuk memilih lokasi yang tepat, yaitu lokasi yang memungkinkan untuk memaksimalkan daya serap tanah dan air hujan. Pilih desain yang sesuai dan efektif untuk area yang akan ditanami atau dialiri oleh air hujan.
2. Merawat Sumur Resapan secara Rutin Perawatan secara rutin dapat membantu mencegah kerusakan pada sumur resapan. Pembersihan secara rutin pada bagian peresapan dan tanah di sekitarnya akan membantu menjaga daya serap tanah yang optimal dan mencegah terjadinya penyumbatan oleh sampah atau bahan-bahan lainnya.
3. Menggunakan Material Berkualitas Pilihlah material yang berkualitas baik untuk membuat sumur resapan. Dengan menggunakan material yang berkualitas baik, maka masa pakai dan keefektifan sumur resapan akan lebih maksimal dan hasilnya lebih baik dalam menyerap air tanah.
4. Melakukan Monitoring Secara Berkala Monitoring secara berkala penting dilakukan untuk mendeteksi kerusakan pada sumur resapan sebelum menjadi masalah yang lebih serius. Cara ini dapat mengurangi risiko kerusakan besar dan membantu meminimalisir jumlah tanggungan biaya yang diperlukan untuk perbaikan.
5. Penggunaan Sistem Pengaliran Air yang Tepat Pengaliran air yang tepat akan membantu mencegah terjadinya kerusakan pada sumur resapan. Pastikan aliran air hujan dipandu dan dialirkan dengan benar sehingga tidak mempengaruhi atau mendesak sumur resapan sehingga kerusakan pada sumur resapan dapat diminimalisir.
Dengan melakukan cara-cara di atas, maka kemungkinan terjadinya kerusakan pada sumur resapan dapat diminimalkan dan fungsi dari sumur resapan tersebut tetap terjaga. Hal ini tentu akan menghemat biaya dan menjaga kualitas lingkungan.
TENAGA FASILITASI LAPANGAN (TFL)
Tenaga fasilitasi lapangan di proyek sumur resapan memiliki peran penting dalam menjalankan proyek tersebut. Tugas utama dari tenaga fasilitasi lapangan adalah memastikan bahwa proses pembangunan sumur resapan berjalan sesuai dengan rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengatur tim kerja, memastikan ketersediaan material dan alat, serta memonitor progres konstruksi sumur resapan.
Selain itu, tenaga fasilitasi lapangan juga harus memastikan bahwa sumur resapan dibangun dengan memperhatikan peraturan dan persyaratan teknis yang berlaku. Mereka harus memastikan bahwa pembangunan sumur resapan aman dan ramah lingkungan, serta efektif dalam menangani air limbah. Dalam hal ini, tenaga fasilitasi lapangan harus memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi pembangunan sumur resapan dan lingkungan hidup.
Ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi tenaga fasilitasi lapangan di proyek sumur resapan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Pemahaman tentang teknologi sumur resapan dan persyaratan teknis yang berlaku.
2. Kemampuan untuk membaca dan memahami rencana dan spesifikasi teknis yang kompleks.
3. Keterampilan mengatur dan memimpin tim kerja.
4. Kemampuan untuk memperkirakan dan mengelola biaya proyek.
5. Kemampuan untuk mengatur alur kerja dan memprioritaskan tugas yang penting.
6. Keterampilan komunikasi yang baik, termasuk kemampuan untuk berinteraksi dengan tim proyek, pengguna, serta pihak-pihak terkait lainnya.
7. Keterampilan manajemen proyek dan kemampuan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan proyek.
8. Kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat dan efektif.
9. Pemahaman tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Kemampuan untuk bekerja dengan hati-hati dan teliti demi menjamin kesuksesan proyek.
Keterampilan-keterampilan tersebut akan sangat membantu untuk menjalankan proyek sumur resapan dengan baik. Selain itu, tenaga fasilitasi lapangan juga harus memiliki kesabaran dan ketahanan fisik yang baik karena pekerjaannya bisa berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama dengan kondisi lapangan yang berbeda-beda.
Jika proyek sumur resapan dikerjakan asal-asalan, beberapa dampak buruk yang mungkin terjadi di antaranya adalah:
1. Kegagalan fungsi: Sumur resapan yang tidak dirancang dan dibangun dengan baik cenderung tidak berfungsi dengan baik dalam menyerap air hujan.
2. Permasalahan sanitasi: Sumur resapan yang asal-asalan dapat menyebabkan terjadinya permasalahan sanitasi jika tidak dibuat dengan benar, misalnya jika sumur resapan terlalu dekat dengan sumber air minum atau jika terdapat kebocoran pada sistem pengolahan limbah.
3. Kerusakan lingkungan: Penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan pelaksanaan yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungan dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitarnya, seperti tanah, vegetasi, dan sumber air.
4. Biaya tambahan: Jika sumur resapan tidak dirancang dan dibangun dengan baik, maka diperlukan biaya tambahan untuk memperbaikinya atau bahkan menggantinya, yang bisa jadi lebih mahal dari biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan yang benar di awal. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pembangunan sumur resapan dengan baik agar dapat berfungsi dengan baik dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Regulasi dan Peraturan
Ya, ada peraturan dan standar yang harus dipatuhi dalam pembangunan sumur resapan. Di Indonesia, pembangunan sumur resapan harus mengikuti aturan dan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, antara lain:
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2019 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pembangunan Sumur Resapan di Wilayah Perkotaan dan Perdesaan.
2. Pedoman Teknis Sumur Resapan Perkotaan Berdasarkan SNI 8643:2017 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pelaksanaan Sumur Resapan.
Peraturan dan standar tersebut menetapkan syarat dan prinsip dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan sumur resapan, serta menetapkan spesifikasi teknis dan kriteria kelayakan yang harus dipenuhi. Sebagai contoh, standar tersebut mensyaratkan tata letak, dimensi, jenis dan kualitas material, serta tata kelola yang baik untuk sumur resapan agar berfungsi dengan baik dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Dalam praktiknya, disarankan untuk meminta bantuan dari tenaga ahli dan memastikan bahwa konstruksi sumur resapan memenuhi standar yang ada agar hasilnya dapat optimal dan berkelanjutan.
Strategi bila TFL tidak menunjukkan peningkatan kinerja
Jika tenaga fasilitasi lapangan tidak menunjukkan peningkatan kinerja meskipun telah diberikan pelatihan dan pengawasan, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan.
Pertama, Anda bisa memberikan sanksi atau konsekuensi yang jelas jika mereka melakukan kesalahan atau tidak sesuai aturan. Dengan memberikan sanksi, ini dapat membantu menekan perilaku buruk dan mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.
Kedua, Anda bisa memberikan lebih banyak pelatihan atau meminta bantuan dari ahli di bidang tersebut. Ini bisa membantu mereka memahami lebih jelas tugas mereka dan mengidentifikasi masalah yang mungkin menghambat pencapaian kinerja yang baik.
Ketiga, Anda bisa melakukan evaluasi ulang dan mempertimbangkan untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan tertentu yang diperlukan dalam pekerjaan mereka.
Terakhir, jika usaha-usaha tersebut tidak membuahkan hasil, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengganti tenaga fasilitasi lapangan yang tidak mampu memenuhi persyaratan dan standar kinerja yang diharapkan. Namun, pastikan untuk memberikan kesempatan dan waktu yang cukup bagi mereka untuk meningkatkan kinerja dan memenuhi standar yang ditetapkan sebelum membuat keputusan ini.
Demikian beberapa poin penting yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi lagi kondisi seperti pemberitaan diatas. Hal ini untuk meminimalisir adanya aduan masyarakat yang pada ujung ujungnya berdampak pada proses hukum.
Ganti saja TFL nya dan lakukan audit.......jangan-jangan??!
BalasHapusKebetulan untuk Kabupaten tidak ada kewenangan untuk mengganti TFL, sepenuhnya merupakan kewenangan Dinas Perkim Provinsi Jawa Timur
Hapus